Stres Bisa Jadi Pemicu Kanker Payudara, Waspada!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengatakan bahwa kanker payudara menjadi kasus yang paling banyak ditemukan di dunia. Data Globocan 2020 menunjukkan, terdapat 65.858 kasus baru kanker payudara dengan kematian lebih dari 22 jiwa di Indonesia.
Elvieda Sariwati, Plt. Direktur P2PTM Kemenkes menjelaskan, ada banyak penyebab kanker payudara. Di antaranya faktor genetik, hormonal, rokok, serta konsumsi lemak dan alkohol secara berlebihan. Namun, tak dipungkiri juga bahwa stres menjadi salah satu pemicu kanker ini.
"Kontraspesi yang hormonal, rokok, baik aktif maupun pasif, konsumsi lemak, alkohol secara berlebihan, salah satunya lagi stres. Stres juga menjadi faktor utama," tutur Elvieda Sariwati dalam Webinar Hari Kanker Sedunia, Rabu (2/2/2022).
Melansir situs Very Well Health, stres memang dapat memengaruhi sistem saraf, endokrin, serta kekebalan tubuh. Jika sistem kekebalan tubuh seseorang melemah, maka seseorang akan lebih rentan terserang penyakit.
Pada 2008, beberapa ilmuwan Israel melakukan penelitian terhadap sekelompok wanita di bawah usia 45 tahun. Mereka menemukan, wanita muda yang telah mengalami dua atau lebih peristiwa kehidupan traumatis memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi dari rata-rata dan kerentanan yang lebih besar terhadap kanker payudara.
Dikatakan, semakin muda seorang wanita ketika krisis melanda, maka semakin besar pula risiko terkena kanker payudara. Sebuah studi Skandinavia pun menemukan peningkatan risiko kanker payudara kerap terjadi pada wanita yang merasa hidup mereka lebih stres.
Sementara dari sudut pandang biologis, masuk akal jika stres dapat merangsang kanker payudara untuk tumbuh ataupun menyebar. Pasalnya, saat seseorang mengalami stres, maka mereka akan melepaskan hormon yang disebut norepinefrin, salah satu hormon stres. Nantinya, hormon ini akan merangsang pembentukan pembuluh darah baru oleh kanker (angiogenesis) dan mempercepat metastasis (penyebaran kanker).
Oleh karena itu, Kemenkes mengimbau masyarakat untuk bisa mengelola stres lebih baik, bahkan konsultasi ke dokter jika diperlukan guna mencari tahu informasi lebih lanjut terkait solusi kondisi ini.
Elvieda Sariwati, Plt. Direktur P2PTM Kemenkes menjelaskan, ada banyak penyebab kanker payudara. Di antaranya faktor genetik, hormonal, rokok, serta konsumsi lemak dan alkohol secara berlebihan. Namun, tak dipungkiri juga bahwa stres menjadi salah satu pemicu kanker ini.
"Kontraspesi yang hormonal, rokok, baik aktif maupun pasif, konsumsi lemak, alkohol secara berlebihan, salah satunya lagi stres. Stres juga menjadi faktor utama," tutur Elvieda Sariwati dalam Webinar Hari Kanker Sedunia, Rabu (2/2/2022).
Melansir situs Very Well Health, stres memang dapat memengaruhi sistem saraf, endokrin, serta kekebalan tubuh. Jika sistem kekebalan tubuh seseorang melemah, maka seseorang akan lebih rentan terserang penyakit.
Pada 2008, beberapa ilmuwan Israel melakukan penelitian terhadap sekelompok wanita di bawah usia 45 tahun. Mereka menemukan, wanita muda yang telah mengalami dua atau lebih peristiwa kehidupan traumatis memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi dari rata-rata dan kerentanan yang lebih besar terhadap kanker payudara.
Dikatakan, semakin muda seorang wanita ketika krisis melanda, maka semakin besar pula risiko terkena kanker payudara. Sebuah studi Skandinavia pun menemukan peningkatan risiko kanker payudara kerap terjadi pada wanita yang merasa hidup mereka lebih stres.
Sementara dari sudut pandang biologis, masuk akal jika stres dapat merangsang kanker payudara untuk tumbuh ataupun menyebar. Pasalnya, saat seseorang mengalami stres, maka mereka akan melepaskan hormon yang disebut norepinefrin, salah satu hormon stres. Nantinya, hormon ini akan merangsang pembentukan pembuluh darah baru oleh kanker (angiogenesis) dan mempercepat metastasis (penyebaran kanker).
Oleh karena itu, Kemenkes mengimbau masyarakat untuk bisa mengelola stres lebih baik, bahkan konsultasi ke dokter jika diperlukan guna mencari tahu informasi lebih lanjut terkait solusi kondisi ini.
(tsa)